Subscribe

Rabu, 10 September 2008

Sekilas Tentang Sastra (Melayu)

May 24, 2008

Kebudayaan Melayu sarat muatan kesusastraan, dan sastra lisan mengambil bagian terbesar setelah sastra tulis. Sastra lisan orang Melayu dikenal cukup indah dengan pilihan kata dan susunan kalimat yang elok. Ungkapan-ungkapan indah tersebut, biasanya dalam bentuk pantun, syair, gurindam, peribahasa, seloka dsb, yang sering diselipkan dalam bahasa komunikasi sehari-hari. Banyak di antara ungkapan-ungkapan indah tersebut mengandung petuah, nasehat, petunjuk dan contoh teladan, karena itu, sering digunakan sebagai media pengajaran dan pendidikan. Di kalangan orang-orang Melayu, ungkapan-ungkapan yang mengandung petuah dan nasehat disebut juga dengan tunjuk ajar.

Menurut orang tua-tua Melayu, sebagaimana disampaikan oleh Tenas Effendy, fungsi dari tunjuk ajar ini untuk membawa manusia ke jalan yang lurus dan diridhai Allah, sehingga selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, kedudukan tunjuk ajar menjadi sangat penting dalam kesusastraan dan tradisi Melayu. Buku Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy ini, memuat ungkapan-ungkapan yang mengandung tunjuk ajar tersebut. Tenas cukup telaten dalam mengumpulkan dan menyusun ungkapan-ungkapan tunjuk ajar yang mulai jarang digunakan oleh masyarakat Melayu tersebut menjadi satu buku. Agar lebih sistematis, tunjuk ajar yang terangkum dalam buku tersebut kemudian ia klasifikasi ke dalam beragam tema, sesuai dengan kandungan isi masing-masing ungkapan.

Tunjuk ajar yang terangkum dalam buku ini berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan, mulai dari masalah keagamaan, sosial, kekeluargaan, etika, moral hingga politik. Misalnya, pantun mengenai rasa tanggung jawab, apalah tanda batang dedap / pohonnya rindang daunnya lebat / apalah tanda orang beradap / bertanggung jawab samapi ke lahat. (h.207) Contoh lain, misalnya pantun tentang musyawarah dan mufakat, pucuk putat warnanya merah / bila dikirai terbang melayang / duduk mufakat mengandung tuah / sengketa usai dendam pun hilang. (h.262)

Pembagian secara tematik yang dilakukan Tenas dalam buku ini disesuaikan dengan isi kandungan dari setiap ungkapan. Namun, bisa saja satu ungkapan memiliki beragam kandungan isi, sesuai dengan pemahaman dan penafsiran pembaca. Misalnya ungkapan, “bila hidup tidak mufakat, di sanalah tempat tumbuhnya laknat”. Oleh Tenas, ungkapan diatas dimasukkan dalam tema persatuan dan kesatuan, gotong royong dan tenggang rasa. Namun, bila diperhatikan, sebenarnya ungkapan di atas bisa dimasukkan pula dalam tema musyawarah dan mufakat. Sebagai pembaca, mungkin kita bisa berbeda pendapat dengan Tenas dalam hal kategorisasi dan pemaknaan setiap ungkapan ini. Namun, menurut Tenas, hal ini dapat dimaklumi, bahkan penting, mengingat perkembangan penafsiran harus sejalan dengan konteks masyarakatnya, sehingga ungkapan-ungkapan yang mengandung nilai-nilai luhur itu dapat dipahami dan berfungsi dengan baik. Ringkasnya, walaupun beberapa ungkapan ini bisa ditempatkan secara fleksibel dalam beberapa kategori atau tema, tetapi kandungan ajarannya yang paling dalam tetap sama: sebagai pedoman dan petunjuk bagi orang Melayu.

Pada setiap tema dan kategori, Tenas memberikan keterangan pengantar tentang adat istiadat Melayu yang berhubungan dengan tema yang disajikan, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami nilai luhur yang terkandung dalam budaya Melayu. Tampaknya, upaya tematik yang diberikan Tenas hanya untuk mempermudah pembaca dalam menelusuri kandungan atau sebagian kandungan, dari setiap ungkapan yang disajikan, terutama syair. Selebihnya, pembaca dapat menafsirkan dan memahaminya sendiri.

Meskipun buku ini cukup tebal, namun Tenas mengakui bahwa, ungkapan-ungkapan yang disajikannya secara tematik tersebut belum dapat mengungkap seluruh jenis tunjuk ajar, sebab masih banyak sekali tunjuk ajar Melayu yang belum terjamah, terutama tunjuk ajar yang berkembang dalam masyarakat perkampungan. Setidaknya, kehadiran buku ini telah memberikan kontribusi besar dalam upaya melestarikan tamadun Melayu, terutama dalam kesusastraan, di tengah ketidakpedulian generasi muda pada warisan agung leluhurnya. Dalam konteks tersebut, buku ini menjadi sangat penting, sebab, mengutip Tenas, bila orang Melayu kehilangan tunjuk ajarnya, berarti mereka telah kehilangan jati diri dan nilai-nilai luhur yang selama berabad-abad telah mampu mengangkat harkat dan martabat Melayu. Selain itu, kehadiran buku ini juga penting dalam upaya memahami seni kesusastraan Melayu.
Membaca buku setebal 688 halaman ini, kita akan terbuai dan terlena oleh indahnya ungkapan-ungkapan Melayu. Keindahan ungkapan bukan saja terletak pada pilihan kata serta kalimat yang rancak, demikian kata Mahyudin Al Mudra dalam pengantar buku ini, tetapi lebih dari itu adalah pada makna yang terkandung di dalamnya. Buku ini cukup representatif untuk memahami adat istiadat Melayu.

Judul Buku : Tunjuk Ajar Melayu
Penulis : Tenas Effendy
Penerbit : BKPBM dan Adicita, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Oktober 2006
Tebal : xi + 688 halaman
Ukuran : 14,5 x 20,5 cm
Oleh : Abd. Rahman Mawazi
http://collectionofridwan91.blogspot.com/

Sesalku


Tertegun hati tatkala ku dengar seruan-Mu

Bersalah akan dosa sangatlah aku sesalkan


Dunia fana membawa nikmat yang sengsara

Akhirat yang kuragu adanya

Taklah buat kuingat akan siksa kiamat


Betapa malang nasibku

Berlimpah dunia akan harta

Sengsara akhirat akan dosa


Sungguh raga tak kuasa

Dikuasai nafsu yang menggebu


Larut dunia dalam nikmat

Hiraukan balasan atas Akhirat


Tapi sesalku atas noda diri

Serta rapuhrasa Iman pada Ilahi Rabbi


Oh Tuhan, haruskah kularut dalam sesal

Tenggelam di lembah nisata

Berlabuh di dalam neraka yang menyiksa


O Tuhan semesta jagat raya

Tolonglah hamba yang dina


Yang mendamba hidayah

Di bulan suci yang penuh berkah.


Dibuat Oleh:

Ridwan Mulyana
Ramadhan 1428

Selasa, 26 Agustus 2008

HASIL

Bergetar hati tunggui hari esok pagi

Demi mencapai cita-cita tinggi

Untuk menyongsong masa depan cerah nan hakiki

Yang selama ini tumbuh hanya dalam mimpi


Hari adalah penentu

Sekarang hitam besok putih

Hidup pasti ada yang dituju

Tenang jiwa dan Turut Syariah


Panasnya terik matahari

Dinginnya malam yang sunyi

Semua tak kan berarti

Tanpa adanya ke-ikhlasan hati putih yang suci


Akhirnya semua tiba pada saatnya

Indah kebersamaan di tengah keluarga yang sakinah

Menikmati hasil jerih payah

Terdorong impian dan hasrat dalam Gharizah






Di Buat Oleh:

Ridwan Mulyana

SESALKU

Tertegun hati tatkala ku dengar seruan-Mu

Bersalah akan dosa sangatlah aku sesalkan


Dunia fana membawa nikmat yang sengsara

Akhirat yang kuragu adanya

Taklah buat kuingat akan siksa kiamat

Betapa malang nasibku

Berlimpah dunia akan harta

Sengsara akhirat akan dosa


Sungguh raga tak kuasa

Dikuasai nafsu yang menggebu


Larut dunia dalam nikmat

Hiraukan balasan atas Akhirat


Tapi sesalku atas noda diri

Serta rapuhrasa Iman pada Ilahi Rabbi


Oh Tuhan, haruskah kularut dalam sesal

Tenggelam di lembah nisata

Berlabuh di dalam neraka yang menyiksa


O Tuhan semesta jagat raya

Tolonglah hamba yang dina


Yang mendamba hidayah

Di bulan suci yang penuh berkah.

Dibuat oleh:

Ridwan Mulyana

Ramadhan 1428 H

Senin, 25 Agustus 2008

Pesona dan Doa

Awal bertemu di hari sabtu

Denganmu; wahai gadis yang kurindu

Ku jawab Tanyaku dengan malu;

Malu karena kasarku padamu


Ketika kutahu siapa namamu

Kuberharat untuk kenalimu lebih jauh

Dengan ragu rasaku, kutingalkan selmbar kertas berisi No Phone-ku

Dan kutitip pada aktebingmu

Entah kau tahu atau tidak ku tak hirau


Pertemuan kedua adalah awal keakraban

Di ula sekolah kita, tempat acara kongres berlangsung


Saat disana, kulihat sosok wanita Indah penyejuk kalbu

Dengan kerudung hitam yang menambah anggun wajahnya yang polos dan lugu

Sempat ku tak kenali dirimu

Kau ubah tampilanmu

Dan kau buat daku terkagum akan pesona; pesona Indah Ratu Cleopatra


Entah apa yang harus kulakukan

Kenapa gerangan diriku

Pikirku gelisah

Diriku gundah

Hasyratkubertambah; bertambah tuk kenali dirimu


Kusadar, kutahu

Siapa diriku dihadapmu

Kita memang beda, beda akan segala-galanya


Kau bagai batu permata dan daku bagai batu gunung yang tiada guna


Sampai saatnya datang, aku lancang menyapamu

Meminta no phone-mu

Bersua denganmu


Sungguh mafkan daku

Tak pantas kau kudekati

Tak ayal kau bersemayam di hati

Hati orang hina yang merana karena cinta


Ya Allah Ilahi Rabbi

Apakah dia gadis suci titisan bidadari

Yang berlama kucari dan kunanti adanya

Bersemayan dalam hati

Menari dalam imajinasi

Memintaku untuk mendekati

Dan menggoda diri agar kucintai


Ya Allah Ilahi Rabbi

Bila dia baik bagiku

Dan aku baik baginya

Maka jadikanlah kami sepasang kekasih

Kekasih yang saling mencintai

Mencintai dengan tulus hati

Dan janganlah Kau pisahkan kami

Hingga ajal menanti kami tuk mati




Doa

Harapan

Cinta

Kasih-Mu

Selalu kurasa hingga kudapat tahu bahwa dia Jodohku